RA Kartini dan HPPMI Maros
Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat merupakan nama lengkap RA Kartini. Ia lahir pada tanggal 21 April 1879 di Mayong, Jepara, Jawa Tengah.
R.A. Kartini merupakan salah satu tokoh atau Pahlawan Nasional Indonesia. Pemikirannya mampu membuat perubahan terutama pada peran perempuan Tanah Air, terutama selama ia memperjuangkan kebebasan dan hak daripada perempuan pada massa penjajahan Belanda. Hasilnya, kini bisa dirasakan oleh generasi penerus dengan adanya emansipasi perempuan.
Berkenaan hal tersebut, Kepengurusan Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Indonesia (HPPMI) Maros periode 2020-2021 terdapat beberapa ketua-ketua komisariat yang mana mereka adalah seorang perempuan. Berikut beberapa argumen Ketua Umum Komisariat HPPMI Maros terhadap eksistensi dan emansipasi perempuan dalam mewarisi semangat perjuangan sosok R.A. Kartini :
"Sosok Kartini, tidak hanya pintar dan menginspirasi tapi juga cerdas dan berani. Kegigihannya mewujudkan impiannya agar kaum perempuan Indonesia bisa bersekolah dan mendapatkan pendidikan setara dengan pria menjadi teladan. Semangat juangnya terus hidup dari generasi ke generasi. Setiap masa mempunyai generasi emas dengan situasi dan kondisi yang berbeda2 pula. Oleh karena itu, seluruh perempuan yang sedang dalam perjuangan, mewujudkan impian dan cita-citanya mewarisi semangat juang R.A Kartini. Setiap orang mempunyai cara dan jalan yang berbeda. Jadi nikmati prosesnya, bermimpilah setinggi mungkin, kemudian temukan jalannya dengan cara berpikir, dan terakhir mewujudkannya dalam bentuk tindakan" [Sitti Fatimah, selaku Ketua Umum HPPMI Maros Kom. UIN Alauddin Makassar]
"Kartini sudah berhasil mengajarkan perempuan pribumi untuk bangkit dan menjadi bagian penting dalam hidup dengan memperjuangkan kesetaraan gender, dan kartini-kartini berikutnya lahir untuk membuktikan bahwa hal tersebut bukan hanya sekedar gagasan melainkan hal yang bisa diwujudkan. Kartini dikenal dengan jasanya kalau tidak ada kaum-kaum nya yang berhasil membuktikan dan mempertahankan apa yang diperjuangkan oleh Kartini hari ini,
Itulah kenapa dikatakan, semua perempuan yang menginspirasi itu adalah sosok Kartini sebab mereka mampu membuktikan dan mempertahankan gagasan bahwa kesetaraan gender itu benar adanya." [Asriani Arbillah, selaku Ketua Umum HPPMI Maros Kom. UNIBOS-POLIBOS]
"Banyak perempuan yang saat ini masih memperjuangkan kodratnya sebagai selayaknya perempuan tpi itu semua bukan krna ingin menggeser posisi seorang laki-laki. Dan emansipasi skrng Tdk seperti di masa RA Kartini. Mengikut perkembangan zaman yang membuat emansipasi perempuan skrng berbeda di masa RA Kartini." [Hasma, selaku Ketua Umum HPPMI Maros Kom. UNISMUH]
"Banyak yang mengatakan bahwa perempuan itu tidak diperbolehkan untuk bekerja diluar rumah atau untuk mengenyam yang namanya pendidikan, dan tugas seorang perempuan itu hanya dirumah atau sistem patriarki. Dari stigma itu sehingga kartini mulai memulai konsep tentang kesetaraan gender antara perempuan dan laki-laki. Dan iya untuk sekarang memang bisa dikatakan ada juga perempuan yang hampir mirip dengan cara berpikir kartini, namun terkadang dibatasi oleh stigma yang terlanjur tertanam bahwa tugas perempuan memang sebenarnya harus dirumah. Mungkin juga itu karena kondisi perempuan di zaman kartini memang berbeda dengan zaman perempuan sekarang, dulu perempuan dijajah secara fisik dan sekarang secara mental." [Tasya, selaku Ketua Umum HPPMI Maros Kom. Universitas Muslim Maros]
"Emansipasi menjelaskan kepada kita mengenai bagaimana wanita dan laki laki diberi kesempatan yang sama diberbagai bidang. Wujud emansipasi yang dapat kita lihat, seperti saat ini bukan hanya sosok laki laki yang dapat memimpin dan dapat terjun langsung berbuat baik ataupun membantu sesama, namun seorang wanita mempunyai kesempatan untuk turut ikut dalam aktivitas seperti itu. Dari sisi ini, tentunya bisa kita lihat, emansipasi itu ada dan saat inipun masih berlangsung. Wanita harus terus bergerak melangkah maju. Jangan biarkan kegelapan kembali datang jangan biarkan 'kaum wanita kembali diperlakukan semena-mena." [Nismawati, selaku Ketua Umum HPPMI Maros Kom. Kacamatan Bantimurung]
Perjuangan R.A. Kartini terhadap emansipasi perempuan indonesia pada zamannya agak berbeda dengan perempuan sekarang yang agak lupa akan hal itu. Contohnya saja bisa menjajakan dirinya padahal dulu RA kartini nda lakukan hal yg seperti itu karena beliau lebih banyak melakukan hal yang lebih positif dan bermanfaat seperti membatik sembari dia di pingit pada saat berumur 12th sampai dia menikah. Kemudian sosok RA Kartini masih ada hingga sekarang karena sebagian perempuan di Indonesia itu masih mengingat bagaimana derajat dan martabat nya sebagai perempuan. Contohnya juga ini sekarang sudah banyak pemimpin perempuan dimana jejak RA kartini bisa diteladani. Banyak memang yang mengatakan bahwa sebaiknya yang jadi pemimpin itu laki laki tetapi jika perempuan juga bisa melakukan sebuah perubahan kenapa tidak bisa dijadikan pemimpin." [Sry Nur Indah Sari, selaku Ketua Umum HPPMI Kom. Poltekes Kemenkes Makassar]
Dari beberapa argumen diatas, dapat disimpulkan bahwa dimomentum hari Kartini tepatnya tanggal 21 April 2020 menyadarkan kita semua khususnya kaum perempuan untuk terus berjuang. Perjuangan adalah hak semua orang. Dengan berjuang, kita dapat terus mengasah dan berbenah diri, merangkul berbagai pengalaman, sehingga menjadi cikal bakal terbentuknya suatu pribadi seperti sosok R.A. Kartini.
#StaySafe
#StayAtHome
#Hari_Kartini
#Bermimpi_Berpikir_Bertindak
#Perjuangan adalah sebuah kehormatan
Penulis : Anonim
Komentar
Posting Komentar